Bootstrap

Baik dalam Konteks Apa?

Artikel / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
2179889 620

Konteks etika itu penting. Kadang karena tindakan bisa diartikan berbeda di antara orang dari budaya yang berbeda. Kadang karena situasi orang berbeda-beda.

Salah satu contoh yang paling terkenal di Alkitab ditemukan dalam surat Paulus yang pertama kepada jemaat Korintus, pasal 8, ketika ia membahas keputusan-keputusan etis yang muncul tentang memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Masalah utamanya adalah, kata Paulus, perilaku kita akan memengaruhi "orang-orang percaya yang lemah." Dalam hal ini, Paulus lebih mengutamakan kasih dan kepentingan orang lain di atas kebebasannya sendiri untuk melakukan yang ia rasa pantas. Pertanyaannya bukan hanya, "Apakah itu benar?" tetapi juga, "Apa hasil yang akan ditimbulkannya?" Hal yang ia rasa bebas ia lakukan dalam satu situasi, tidak ia pilih untuk ia lakukan dalam situasi lain yang bisa menimbulkan kegusaran atau masalah. Paulus menentukan ketepatan atau kebijaksanaan tindakan itu berdasarkan konsekuensi dalam konteks tertentu ini.

Ini tidak sama dengan relativisme moral. Mengakui bahwa nilai-nilai kristiani perlu diterjemahkan secara kontekstual, karena apa yang baik dalam satu situasi belum tentu baik dalam situasi lain, sangat berbeda dengan relativisme total yang menjadi ciri budaya kita, di mana tidak ada standar kebenaran atau moralitas yang absolut. Sebagai contoh, perintah untuk jangan berdusta adalah standar absolut. Tetapi standar itu berlaku secara berbeda dalam konteks yang berbeda: "Apakah Anda sudah membayar untuk hal ini?" memerlukan proses penerapan prinsip yang berbeda dari, "Apakah kemeja ini terlihat bagus untuk saya?"

Semakin lama masyarakat tempat kita tinggal semakin multikultural. Kita bisa menghadapi banyak situasi di mana konteks menantang kita untuk mengubah tindakan kita. Sebagai contoh, jika Anda pemberi kerja, bagaimana Anda menentukan cuti berkabung ketika beberapa staf Anda berasal dari latar belakang etnis yang secara budaya sangat penting bagi mereka untuk mengambil cuti beberapa hari, beberapa kali dalam setahun, untuk menghadiri pemakaman kerabat dan teman?

Atau anggaplah Anda seorang penghasil tenda dan Anda memutuskan untuk membuat tenda di bagian dunia yang jauh lebih miskin karena biayanya jauh lebih murah. Bagaimana Anda menentukan bayaran yang tepat untuk para karyawan Anda?

Masalah konteks melampaui masalah lintas budaya. Masalah ini juga merupakan faktor yang menentukan apakah perlu memperlakukan orang secara berbeda karena situasi mereka. Sebagai contoh, seorang dokter mungkin mengenakan tarif yang berbeda berdasarkan pendapatan pasien. Seorang pedagang mobil mungkin mempertimbangkan situasi ekonomi seseorang saat menegosiasikan harga, seperti yang dilakukan Flow Automotive ketika mereka menyadari bahwa orang miskin cenderung membayar lebih mahal untuk mobilnya karena mereka cenderung kurang terlatih dalam bernegosiasi.

Bagaimana Masalah Kontekstual Memengaruhi Pengambilan Keputusan Wayne?

Ketika Wayne mulai memikirkan bagaimana situasi-situasi tertentu ini memengaruhi tindakan yang mungkin dilakukan, ia mendapati dirinya berusaha memahami dan mengantisipasi sejumlah hal.

Kita sudah menyebutkan pertanyaan tentang situasi keuangan kliennya. Jika Wayne menolak membayar biaya perbaikan, atau hanya berkontribusi sebagian, apa dampak finansial yang mungkin dialami klien itu dan keluarganya? Apakah hal itu mungkin akan membuat stres? Wayne menganggap hal ini perlu dipertimbangkan. Bahkan, baginya, hal ini merupakan bagian dari pertanyaan yang lebih luas tentang kasih dan keadilan.

Bagaimana jika Wayne tahu bahwa klien itu murah hati dan tidak itung-itungan dalam hal waktu dan uangnya sendiri — suka melayani orang lain dan sungguh-sungguh ingin membuat perbedaan di dunia? Jika demikian, Wayne mungkin akan merasa lebih mantap untuk berlaku murah hati padanya.

Pada saat yang sama, Wayne tahu ia juga harus mempertimbangkan kemampuan membayarnya sendiri, serta dampaknya bagi dirinya dan keluarganya jika pada akhirnya ia hanya mendapat sedikit atau sama sekali tidak mendapat keuntungan dari penjualan ini.

Ada sudut pandang lain. Haruskah Wayne memikirkan baik-baik preseden yang sedang ia ciptakan? Jika ia bersikap lunak, apakah klien-klien lainnya juga akan datang padanya untuk meminta bantuan? Wayne tersenyum masam memikirkan kemungkinan itu. Tetapi, bagi dirinya secara pribadi, itu bukan masalah besar. Faktor-faktor lain yang telah ia pertimbangkan, sejauh yang ia ketahui, jauh lebih penting. Ia tidak keberatan jika mendapat reputasi sebagai "orang yang lembek," selama ia puas dengan kesesuaian pilihannya.

Hal ini membuat Wayne berpikir tentang bagaimana karakternya dibentuk untuk membuat pilihan moral.

Jika Anda datang ke sini dari artikel Presentasi Etika Sistematis, klik di sini untuk kembali ke awal Presentasi Sistematis. Jika tidak, silakan lanjutkan membaca yang berikut ini.