Bootstrap

Persaingan Sebagai Bentuk Kerja Sama Melayani Konsumen

Artikel / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Autos technology vw multi storey car park 63294

Apa artinya bekerja sama? Bekerja sama dapat diartikan sebagai menyelaraskan aktivitas kita dengan satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama. Definisi sederhana ini membuat kita memikirkan apakah hal-hal tertentu yang tidak tampak bekerja sama, seperti persaingan, sebenarnya merupakan bentuk-bentuk kerja sama.

Tafsiran Proyek Teologi Kerja tentang kitab Amsal menyatakan bahwa bisnis pada dasarnya adalah sebuah bentuk kerja sama. Bagian itu menunjukkan hubungan yang wajar antara kerja sama dan persaingan dengan ketepatan yang bermanfaat:

Kekuasaan ekonomi pasar yang hampir universal tak pelak adalah karena manfaat persaingan. Meskipun memiliki aspek-aspek persaingan yang signifikan, bisnis, politik, dan bentuk-bentuk persaingan lainnya pada dasarnya adalah bentuk-bentuk kerja sama. Masyarakat mendukung persaingan agar semua pihak dapat berkembang.

Pernyataan bahwa bisnis pada dasarnya adalah bentuk kerja sama mungkin terasa tak masuk akal bagi banyak orang. Namun, tidak ada barang atau jasa yang dapat sampai ke tangan konsumen tanpa banyak orang yang bekerja sama. Di dalam setiap perusahaan, para rekan kerja harus bekerja sama. Kerja sama juga terjadi di antara perusahaan-perusahaan. Ada lebih dari satu, dan kadang sangat banyak, perusahaan yang bekerja sama dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu. Pembeli (konsumen/ pelanggan) harus bekerja sama dengan penjual (perusahaan) dalam aktivitas perdagangan untuk mendapatkan barang dan jasa itu.

Kerja sama adalah realita dasar aktivitas ekonomi. Persaingan adalah efek tidak langsung dari kerja sama ini. Ketika para konsumen memiliki banyak pilihan tentang perusahaan yang akan bekerja sama dengan mereka sebagai pembeli barang dan jasa, perusahaan-perusahaan itu harus bersaing dengan satu sama lain untuk melihat siapa yang dapat bekerja sama lebih efektif dalam memberikan nilai/manfaat kepada konsumen.

Meski kedengarannya aneh, saling bersaing secara etis – dengan motivasi yang benar dan perilaku yang adil – benar-benar dapat menjadi bentuk kerja sama. Jika Honda dan Ford masing-masing bersaing untuk membuat dan menjual mobil-mobil yang paling baik melayani konsumen, para konsumen akan mendapat manfaat dari mobil, harga, dan layanan yang lebih baik. Hal ini memenuhi rancangan Allah tentang kerja itu sendiri. Seperti dikatakan Dorothy Sayers, “Tuntutan pertama yang diminta agamanya dari seorang tukang kayu adalah agar ia membuat meja-meja yang bagus.”[1]

Terkadang pembuatan produk yang baik dibantu oleh kerja sama yang disengaja, seperti standar keselamatan dan teknik/rekayasa (contohnya: peringkat dan ukuran ban). Terkadang ini bisa berarti membeli suku cadang dari jaringan pemasok lain atau saling melakukan servis/perawatan kendaraan satu sama lain. Kerja sama tidak boleh dilakukan untuk merugikan konsumen, seperti bersekongkol dalam menentukan harga atau melemahkan peraturan lingkungan. Persaingan tidak boleh bertujuan menjatuhkan perusahaan lain (seperti memasang iklan palsu) sehingga mengurangi akses konsumen untuk mendapatkan opsi-opsi yang berkualitas. Di pasar yang etis, perusahaan-perusahaan bersaing dalam kendali kasih kepada konsumen dan saling menghormati.