Bootstrap

Persaingan Sebagai Bentuk Kerja Sama Melayani Masyarakat

Artikel / Dibuat oleh Proyek Teologi Kerja
Pexels photo 210607

Pasar yang terstruktur-rapi dan dibentuk oleh persaingan yang etis juga dapat mengurangi konflik ekonomi dengan mendorong penciptaan nilai – artinya, aktivitas kerja dan transaksi ekonomi yang dilakukan untuk saling menguntungkan, bukan untuk menguntungkan yang satu dengan mengorbankan yang lain. Bekerja dapat menciptakan nilai dengan mengolah lagi bahan baku ciptaan Allah, dan transaksi ekonomi dapat menciptakan nilai dengan memindahkan sumber daya dari orang yang kurang membutuhkan barang atau jasa tertentu kepada yang lebih membutuhkannya. Dengan menciptakan nilai, orang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka bukan dengan mengambil nilai orang lain tetapi dengan meningkatkan seluruh jumlah nilai di dunia.

Sebagai contoh, pabrik baja mengubah bijih besi menjadi balok-balok baja. Hal ini menguntungkan para penambang bijih besi (dengan memberi mereka penghasilan) dan penduduk kota (dengan memungkinkan pembangunan gedung-gedung apartemen) serta pemilik dan pekerja pabrik. Hal ini bukan sekadar mengambil uang dari penduduk kota dan memberikannya kepada penambang bijih besi serta pemilik dan pekerja pabrik, tetapi membuat semua pihak menjadi lebih baik. Bekerja menciptakan nilai karena produk yang dihasilkan, balok-balok baja, lebih bermanfaat (memiliki nilai lebih besar) daripada bijih besi. Transaksi ekonomi menciptakan nilai karena penduduk kota lebih membutuhkan (atau menghargai) balok-balok baja daripada uang yang mereka bayarkan, sementara para penambang dan pengusaha pabrik lebih membutuhkan (atau menghargai) uang daripada bijih besi yang mereka gunakan. Semua pihak menjadi lebih baik setelah pembuatan dan penjualan balok-balok itu daripada sebelumnya. Dengan cara ini, para penjual menopang diri sendiri dan keluarga mereka bukan dengan mengorbankan konsumen tetapi justru dengan melayani konsumen.[1] Hal ini terjadi meskipun perusahaan selalu dalam persaingan tertentu dengan konsumen dalam hal harga. Artinya, produk itu menciptakan nilai, tetapi masih ada suatu ketegangan terkait harga, yang artinya berapa banyak nilai yang bertambah pada penjual dan berapa banyak pula pada pembeli. Ketegangan antara kepentingan penjual dan kepentingan pembeli tak pernah bisa dihilangkan sepenuhnya, sehingga godaan untuk menguntungkan diri sendiri dengan merugikan orang lain akan selalu ada. Dengan memberikan banyak pilihan kepada setiap pihak, persaingan yang etis menciptakan peluang dan dukungan seluas-luasnya untuk mengejar penciptaan nilai dan bukan sekadar transfer kekayaan.

Pendekatan ekonomi yang sehat secara etis mengakui bahwa kerja sama adalah realitas dasar, dan persaingan yang etis melayani tujuan-tujuan kerja sama. Memang benar, ketika tingkat persaingan meningkat, hal itu dapat memunculkan perubahan lingkungan sosial yang cepat, dislokasi ekonomi, migrasi, dan lembaga-lembaga yang tidak permanen. Dalam setiap ekonomi, harus ada penyediaan bagi orang-orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan bersaing. Semua ini tidak membuktikan bahwa persaingan tidak dapat melayani kebutuhan kerja sama sosial. Sebaliknya justru lingkungan yang sangat kompetitif seringkali dapat melayani kepentingan umum dan memfasilitasi kerja sama sosial lebih baik daripada alternatif-alternatif yang ada. Orang yang kehilangan pekerjaan ketika perusahaannya bangkrut berada dalam kondisi yang relatif baik jika ada banyak perusahaan pesaing untuk ia bisa mencari pekerjaan baru, tetapi keadaannya tidak akan sebaik itu jika hanya sedikit atau tidak ada pesaing lain dalam industri itu.

Mari kita tinjau lebih spesifik bagaimana partisipasi kita dalam persaingan ekonomi dapat selaras dengan definisi kita tentang kerja sama. Definisi itu memerlukan koordinasi “untuk mencapai tujuan bersama.” Jika persaingan merupakan bentuk kerja sama, ini menunjukkan adanya kepentingan umum atau kebaikan bersama yang dikejar semua perusahaan saat mereka bersaing.[2] Tujuan bersama yang tepat dari persaingan adalah tujuan utama yang diidentifikasi Kitab Suci untuk pekerjaan dan transaksi kita – yaitu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga dan komunitas kita, dan untuk mendorong kesejahteraan umum dunia kita. Pada kenyataannya persaingan tidak selalu terarah kepada tujuan ini, karena banyak orang dan perusahaan tidak mengenalinya sebagai tujuan. Namun, persaingan pada kenyataannya berorientasi pada kepentingan umum ketika orang dan organisasi mengenali bahwa tujuan mereka adalah untuk melayani konsumen dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Ini menjadi tantangan bagi beberapa kalangan yang menganggap tujuan utama atau bahkan tujuan satu-satunya dalam bisnis adalah menghasilkan uang bagi pemegang saham; padahal tak ada alasan untuk menganggap bisnis tidak dapat bersaing dalam melayani konsumen dan sekaligus memberi keuntungan bagi pemegang saham, dan keduanya seringkali bisa berjalan seiring.

Selama para pesaing tidak dimotivasi oleh kasih kepada Allah dan sesama (atau etika lainnya yang dianut) untuk melayani kepentingan umum, masyarakat perlu membuat hukum dan peraturan untuk melindungi kepentingan umum. Di dunia yang telah jatuh, hal seperti ini tidak dapat dihindari. Namun, peraturan adalah pengganti kasih yang buruk. Masyarakat akan jauh lebih dilayani dengan baik jika sebagian besar atau seluruh warganya berkomitmen untuk bekerja, dan bahkan bersaing, dengan didasari kasih untuk melayani kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan diri sendiri saja. Inilah salah satu tujuan teologi kerja, membuat orang bekerja dan bersaing dengan cara yang melayani Allah dan sesama, bukan diri sendiri saja.

Gambaran Paulus tentang atletik sangat kaya dalam hal ini. Para atlet sering berbicara tentang persaingan ketat yang "mendorong munculnya kemampuan terbaik." Di dalam olahraga, mematuhi aturan dan melakukan yang terbaik untuk mengalahkan tim lain secara adil dan benar dapat menjadi cara bekerja sama dengan tim lain untuk memberikan hasil yang diinginkan kedua belah pihak – yaitu permainan yang bagus dan menyenangkan di mana kedua tim bermain sebaik mungkin dan tim yang lebih baik akan menang. Keunggulan dan pencapaian didorong dan dihargai. Demikian pula, berusaha keras mengalahkan perusahaan pesaing dengan melayani konsumen lebih baik dapat menjadi cara bekerja sama dengan pesaing untuk memberikan hasil yang diinginkan kedua belah pihak – pasar yang efisien yang menyediakan barang dan jasa terbaik sekaligus memberi keuntungan kepada investor.

Persaingan yang etis mungkin tampaknya tidak melibatkan koordinasi, yang menurut definisi kita merupakan kualitas kerja sama. Memang, koordinasi secara langsung dan eksplisit antar para pesaing untuk mereduksi persaingan biasanya tidak sah dan tidak etis karena melibatkan kolusi terhadap konsumen. Namun, koordinasi di antara para pesaing terjadi di tingkat sosial yang lebih tinggi dan dapat melayani kepentingan umum. Contohnya yang nyata adalah organisasi-organisasi perdagangan, publisitas dan lobi industri secara keseluruhan, pengamanan jaringan pemasok, penetapan standar industri, lembaga-lembaga pelatihan dan (di negara-negara yang diizinkan secara hukum) perundingan bersama. Bentuk-bentuk kerja sama yang nyata ini menentukan adanya norma-norma bersama dan, di atas semuanya, mengakui kesamaan hakikat semua manusia di antara perusahaan-perusahaan yang bersaing.

Hal ini, pada gilirannya, mengantar ke tingkat kerja sama sosial yang lebih tinggi. Tujuan terpenting dari sistem ekonomi – terutama dalam fungsi penetapan harga pasar – adalah memfasilitasi koordinasi besar-besaran di antara para pelaku ekonomi yang bersaing. Pembeli berusaha membeli barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah; penjual berusaha memproduksi dan menjual barang dengan harga yang lebih menguntungkan. Jika sistem ekonomi dan ekosistem lembaga sosial yang lebih luas berfungsi sebagaimana mestinya, harga akan naik dan turun untuk memungkinkan pemasok mendapat permintaan dan sebaliknya. Hal ini akan mengalokasikan barang dan jasa yang ada secara lebih efektif dibandingkan sistem lainnya, dan—barangkali yang lebih penting—memberikan insentif paling efektif untuk pengarahan investasi barang dan jasa di masa mendatang.

Fungsi koordinasi sosial dari transaksi ekonomi ini, yang dibangun dengan persaingan yang etis sebagai bentuk kerja sama, menjadi semakin penting di era globalisasi. Transaksi pasar adalah satu-satunya metode yang telah ditemukan yang mampu mengkoordinir secara efektif tindakan sejumlah besar orang dan organisasi yang sangat beragam kepada tujuan bersama yang menguntungkan semua pihak. Kita akan selalu membutuhkan lembaga pemerintah untuk mencapai kepentingan politik yang tidak dapat dicapai oleh sistem ekonomi sendiri. Sebaliknya, kita akan selalu membutuhkan pasar untuk mencapai kepentingan ekonomi yang tidak dapat dicapai oleh sistem politik sendiri.